Dramaatau Teater Modern Drama atau teater modern merupakan periode baru dalam drama tradisional yang sudah mendapatkan pengaruh dari ‘Teater Barat’. Artinya, susunan naskah, cara pentas, gaya penyuguhan, dan pola pemikiran banyak bersumber dari pola pendekatan dan pemikiran ‘kebudayaan barat’.
Awalperkembangan penulisan sejarah di Indonesia dimulai dengan adanya penulisan sejarah dalam bentuk naskah. Beberapa sebutan untuk naskah-naskah yaitu babad, hikayat, kronik, tambo, dan lain-lain. Bentuk penulisan sejarah pada naskah-naskah tersebut, sebagaimana telah dikemukakan, termasuk dalam kategori historiografi tradisional.
Seni teater merupakan salah satu jenis kesenian berupa pertunjukan drama yang dipentaskan di atas penggung. Dikutip dari buku Seni Teater (2008) karya Eko Santosa, teater adalah sebuah kesenian yang menekankan pada seni pertunjukan yang dipertontonkan di depan orang banyak, misalnya ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong,
Berikut5 jenis teater menurut bentuk penyajiannya. 1. Teater Gerak. Teater gerak lebih banyak membutuhkan ekspresi gerak tubuh dan mimik muka dari pada wicara. Pesan yang tidak disampaikan secara verbal membutuhkan keahlian tersendiri dalam mengolahnya. Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menggarap teater gerak adalah sebagai berikut.
Periodemutakhir dibagi atas masa-masa: 1965-an, 1970-an, 1980-an, dan 1990-an dan memiliki tokoh-tokoh teater dan yang menjadi pelopor seperti, WS. Rendra, Arifin C.Noor, Putu Wijaya, Nano Riantiarno, dan masih banyak lagi. Demikian, kita sudah menjelajahi peta periode sejarah teater Indonesia, semoga dapat membantu pembaca dalam memahaminya
SejarahTeater Di Dunia (Abad ke-14) Setiap negara memiliki sejarah masing-masing mengenai masuk atau munculnya kesenian Teater. Satu hal yang pasti tentu kita semua penasaran dengan sejarah kemunculan Teater pertama kali di dunia. Seni Teater ini pertama kali muncul sekitar 2500 tahun yang lalu. Di dunia orang banyak yang mengenal Seni muncul
Te9A9o. Seni rupa kontemporer merupakan sosok nan selalu menjadi sorotan kontroversi masyarakat. Sungguhpun sederhananya seni masa kini adalah seni masa kini nan tengah mengalami proses perkembangan, tetapi representasinya tak sesederhana itu. Wujud dari ide dan wacananyalah yang selalu menimbulkan kontroversi. Seni kontemporer tidak sesederhana seni klasik yang sudah lalu mapan dan congah puas puncak kreasi tertinggi pada suatu masyarakat. Seni mutakhir itu radikal, sulit dipahami tambahan pula tidak invalid publik yang dibuat gerah karenanya. Maka bermula itu subjek ini lewat terdepan cak bagi dipahami seharusnya kita dapat mengikutinya atau bahkan mematahkan idenya. Signifikasi Seni Rupa Kontemporer Pengertian seni rupa masa kini berarti seni rupa yang diciptakan tertarik pada beraneka rupa konteks ruang dan waktu yang menudungi seniman, audiens dan medannya. Istilah kontemporer sendiri berasal terbit Bahasa Inggris “contemporary” yang berarti apa-apa ataupun mereka yang atma lega masa yang bersamaan D. Maryanto, 2000. Artinya Seni rupa masa kini bersifat kekinian karena diciptakan di periode yang masih bersamaan dengan kita dan dunia seni secara umum. Meskipun sejenis itu istilah “seni rupa masa kini” tidak dapat diterjemahkan serupa itu saja seumpama seni masa kini seperti yang dijelaskan di atas. Istilah seni rupa kontemporer di marcapada masih menimbulkan perdebatan. Terutama karena enggak ada ciri khusus nan dominan dan dapat dirujuk bagi menunjuk sreg suatu praktik atau rang seni nan baku. Hal itu sangat wajar karena bentuk seni rupa ini sendiri masih n domestik tahap perkembangan, bahkan berkembang dengan kita baik perumpamaan seniman, kritikus maupun sekadar sekedar penikmat. Polemik Istilah Seni Rupa Masa kini Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, seni kontemporer sampai momen ini masih menjadi perdebatan, lain namun dalam praktik wacana seni rupa sekadar, tapi sekali lagi di manjapada seni secara mahajana, baik itu seni irama, tari, dsb. Secara garis osean, polemik nan hingga kini masih terjadi dapat dipilah menjadi dua perspektif utama, yakni sebagai berikut. Pertama, secara leksikal istilah berasal Bahasa Inggris “Contemporary” terikat dengan waktu, ialah “musim kini” yang jelas mengandung masalah. Sebab masa lalu pula detik musim masa ini belum muncul yaitu masa kini Sumartono, 2000, hlm. 23. Temporal sense masa saat ini maupun semasa dengan masyarakatnya menimbulkan persoalan, sebab “semasa” dapat mengacu pada perian yang luwes, misalnya sepanjang waktu yang dilalui makanya seniman maupun beberapa musim belakangan ini, atau satu sepuluh tahun? Irianto, 2000, hlm. 75. Kedua, Ada yang memaknai bahwa istilah seni rupa kontemporer itu lebih dikatikan dengan eksistensi wujud karya seni nan representasinya berbeda dari cara-prinsip seni maju maupun seni klasik nan telah mapan. Seperti yang disampaikan oleh Arthur Danto dalam bukunya The End of Art 1995, hlm. 10 sebagai berikut. “Contemporary” in its most obvious sense means simply what is happening now contemporary art would be the art produced by our contemporaries… But as the history of art has internally evolved, contemporary has come to mean an art produced within a certain structure of production never, I think, seen before in the entire history of art. So just as modern’ has come to denote a style and even a period, and not just recent art, contemporary art’ has come to designate something more than simply the art of present moment. Pemaknaan istilah kontemporer yang tercalit dengan persoalan representasinya ini pun cakupannya silam luas. Pengertian yang beredar luas di umum koteng menganggap bahwa seni rupa kontemporer berarti seni rupa bertamadun dan seni rupa alternatif. Misalnya seperti Instalasi, happening art, performance art, video art dan video mapping yang berkembang di mutakhir. Dengan demikian, riuk satu pemaknaan yang boleh disimpulkan buat mendefinisikan seni masa kini adalah berbagai fenomena dan karya seni nan diciptakan maka dari itu seniman di masa nan terikat dengan berbagai konteks nan menyelubunginya sama dengan hal dan berbagai hal serta fenomena di zaman beliau hidup yang representasinya menumpu berlainan dengan seni klasik dan bertamadun waktu-waktu sebelumnya. Sejarah Seni Rupa Kontemporer Pemahaman mengenai seni rupa kontemporer juga bisa kita dapatkan dengan bercermin sreg rekaman seni. Terutama, sejarah seni rupa mutakhir sendiri. Lamun terukur plonco, tetapi kita sudah boleh melacak kemunculannya pecah zaman modern. Di Barat, referensi seni rupa kontemporer dimulai dengan menunjukkan plong berakhirnya era modernisme dalam seni rupa maju art. Sebab-sebab terjadinya ketegangan itu di antaranya adalah penciptaan karya seni rupa yang menjadi terlalu mudah. Setiap kecondongan dari sebuah karya yang baru namun diciptakan seolah-olah sudah ada sebelumnya. Kritikus seni Harold Rosenberg menyebut fenomena tersebut dengan istilah de javu dalam Bahasa Perancis yang bermanfaat “kombinasi dilihat” Sumartono, 2000, hlm. 22. Maka berakhirlah periodisasi seni rupa modern nan mutakadim tidak relevan pula dengan berjenis-jenis karya mentah yang tercipta pada masa itu. Berakhirnya era seni rupa maju memunculkan kebutuhan cak bagi terminologi baru. Munculah istilah post modernism masa setelah modern sebagai penggantinya. Kemudian istilah itu dipakai kerumahtanggaan praktik seni rupa di Barat yakni karya seni nan berkecenderungan dengan masa postmodern setelah zaman modern. Hanya penggunaan istilah postmodern ternyata mengandung persoalan. Hal itu karena kompleksitas dan diversitas konotasi yang dibawanya. Lega akhirnya istilah yang makin banyak digunakan adalah seni rupa kontemporer. Seni rupa masa kini dapat dikatakan sebagai referensi dalam praktik seni rupa di Barat nan praktiknya menunjuk kepada tren periode postmodern. Kecenderungan tersebut secara tidak langsung menyiratkan wacana dalam seni rupa yang inkompatibel modern. Hal itu disebabkan karena keseleo satu paradigma kemunculan posmodern adalah pola yang menolak modernisme. Aturan-aturan bertamadun yang ditolak diantaranya yaitu usia universalisme n domestik budaya, kolektivitas, membelakangi tali peranti, menganjurkan teknologi dan individualitas I. M. Pirous, 2000. Dominasi Barat akan seni juga sudah terhitung banyak disadari waktu ini, bahkan bikin masyarakat Barat seorang. Maka dari itu karena itu, seni mutakhir sekali lagi biasanya diiringi makanya perlawanan terhadap budaya Barat, termasuk oleh hamba allah Barat seorang, seperti bagaimana sebagian teoretikus Barat juga kini memilih untuk berfilosofi secara ketimur-timuran. Intern perjalanannya, adat-sifat maju dianggap mengesampingkan berbagai produk kesenian non-Barat yang dianggap lebih rendah bersumber seni modern karena berperangai tradisional. Resan itulah yang ditentang oleh para seniman postmodern. Karena sifat-sifat modern dianggap tidak memufakati karya seni rupa tradisonal yang dihasilkan oleh satu budaya komunal bak karya seni rupa nan sebabat dengan karya seni rupa bertamadun. Ciri dan Adat Seni Rupa Masa kini Berikut adalah beberapa ciri seni rupa masa kini yang bisa kita pastikan bagi tentatif perian ini. Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni dengan meleburnya batas-had antara seni lukis, reca, kriya, teater, nada,dan sebagainya Sebaliknya Isu-isu nan diwacanakan yakni kesetaraan antara etnis dan gender, HAM, lingkungan sukma, poin tradisi dan persatuan macam yang enggak Memiliki gairah moralistik yang brerkaitan dengan dimensi sosial dan politik umpama tesis. Karena sifatnya yang masih radikal dan kontroversional, seni mutakhir menentang diminati media massa kerjakan dijadikan komoditas pewacanaan ibarat aktualitas berita dengan issue terkini dan fashionable Mengutamakan variasi media seni baru seperti instalasi, performance art, video dan sebagainya. Tidak mendiskriminasi dan menerima karya populer andai wujud seni Ciri kontemporer dalam pustaka seni rupa dikukuhkan dengan semangat pluralisme macam. Berorientasi bebas tetapi menghilangkan batasan-batasan dogmatis halal dalam dunia seni rupa. Internal seni rupa kontemporer batasan medium dan dikotomi seni seperti mana “seni lukis”, “seni patung” dan “seni grafis” nyaris diabaikan. Aklimatisasi bebas dan medium nan bukan terbatas memunculkan karya-karya dengan alat angkut-media non konvensional. Hal itu menimbulkan perspektif mentah tentang keanggunan seni, serta kian kesatria menunggangi konteks sosial, ekonomi serta politik Sumartono, 2000. Meskipun ada pemaknaan idiosinkratis dan ciri dalam wacana seni rupa kontemporer seperti telah disebutkan di atas, fungsi leksikal masa kini yang menunjukkan konteks kekinian lain dapat diabaikan. Berdasarkan konteks hari kini, seni rupa kontemporer dipandang sebagai karya seni yang ide dan pembahasannya dibentuk serta dipengaruhi sekaligus merefleksikan kondisi yang mencelup keadaan zaman ini panggung “budaya global” menyeruak, yang menebarkan banyak yuridiksi dan menjadi penyebab berbagai perubahan dan jalan Sumartono, 2000. Pada risikonya seni rupa kontemporer adalah pustaka yang masih dalam tahap urut-urutan dan belum punya ciri atau ide yang boleh dibakukan. Transendental Seni Rupa Kontemporer Jika kita membedahnya berlandaskan jenis maupun ragam nan sebetulnya ditolak pula oleh seni kontemporer, maka kita bisa menemui bilang wahana baru yang sayang digunakan oleh para seniman masa kini, meliputi Seni Instalasi, Happening Art, Performance Art, Video Art, Video Mapping. Seni Instalasi Seni Instalasi merupakan karya seni rupa yang dibuat dengan menggabungkan berbagai media baik dua dimensi maupun tiga dimensi dan bukan kurang pada pengelompokan jenis seni rupa seni lukis, patung, dll sehingga menciptakan menjadikan wahdah mentah. Karya seni ini pula rata-rata menawarkan interaktivitas bagi tamu pameran, misalnya pengunjung boleh menggambar pendapatnya puas kanvas alias sesederhana petandang boleh menekan tombol untuk menggerakan sesuatu. Interaktivitas tersebut menimbulkan dialog sekaligus, sehingga memberikan perspektif dan skor tidak yang selama ini kurang mendapatkan sorotan dari seni yang sudah mapan sebelumnya seni klasik. contoh seni kontemporer, seni instalasi “forest of numbers” oleh emmanuelle moureaux. Penejelasan lebih contoh mengenai Seni Instalasi dapat diperoleh melalui link dibawah ini Baca sekali lagi Seni Instalasi & Pengertian, Sejarah, Kategori Konseptual Happening Art Happening Art adalah persilangan antara pameran seni rupa dan pertunjukan teatrikal. Rata-rata bentuk seni ini menghindari pendayagunaan unsur-elemen teater tradisional, seperti alur cerita, kepribadian pemain dan adegan. Meskipun begitu tema dan naskah ki ajek dibuat sreg karya ini, hanya saja di dalamnya lebih banyak terjadi monolog. Performance Art Banyak masyarakat bahkan limbung seniman koteng sering keliru mengasingkan antara Performance Art dan Happening Art. Performance art memang mirip dengan happening art, merupakan gabungan seni pertunjukan dan seni rupa, hanya investigasi representasinya teguh menjurus sreg aspek visual. Performance Art lain membutuhkan dialog atau monolog adakalanya. Contoh seni rupa kontemporer Performances art Freak on a leash. Video Art Sebetulnya media seni ini enggak begitu hijau, saja kemunculannya bertambah banyak di era waktu kini’ yang mengacu pada tahun 1970-an hingga masa ini sedikitnya hingga saat artikel ini ditulis. Intinya Video Art menyampaikan gambar bergerak plong cucur monitor. Video Mapping Video Mapping sekurang-kurangnya menggabungkan dua jenis seni rupa yang salah satunya adalah Video Art nan disorotkan menggunakan proyektor pada diversifikasi seni lainnya. Berbagai aspek visual puas video nan disorotkan disesuaikan di mapping/dipetakan dengan spesies seni bukan seperti arsitektur, instalasi bahkan ke seni tari dan pertunjukan. Pemetaan antara video dan jenis karya lainnya tersebut memasrahkan nuansa dan perspektif plonco bagi dunia seni rupa dan seni secara publik. Konklusi Seni masa kini hingga kini masih menunjukkan wacana seni bentrok modernisme yang mengagungkan pluralisme. Namun ironisnya enggak mau menunggangi jenis atau media seni yang dianggap preskriptif dan terlalu universal. Sehingga seniman memilih menggunakan medium non konvensional, mengarah bebas, tak terikat plong konvensi-konvensi nan baku. Meniadakan dikotomi/pengkotakan serta makin berani sampai ke permasalahan sosial, ekonomi, dan politik. Persoalan sosial, ekonomi dan politik ini diwarnai dengan keadaan zaman di mana budaya global banyak memberikan pengaruh yang cepat terhadap persilihan dan perkembangan sosial dan budaya seluruh masyarakat bumi. Jadi, apa dan seperti segala apa seni masa kini itu? Berkacalah ke dunia hari ini dan beberapa dekade ke belakang. Seandainya kita melakukannya, maka semakin jelas bahwa seni telah dipengaruhi atau dipaksa untuk timbrung berselisih dengan berbagai momen besar bumi menutupi internet, kemudahan dalam mendapatkan kabar menerimakan distrupsi megah terhadap semua sektor industri tercatat seni; semakin berkembangnya teknologi digital nan kini menginjak semakin mencapai dunia nyata dan tidak hanya terserah di dunia lelembut, ialah revolusi industri pergolakan independensi berpendapat dan pilihan gaya nyawa tiba berasal otonomi beragama, kesetaraan gender, kemunduran demokrasi beraneka macam kelemahannya semakin muncul ke rataan, dsb. Semua itu sudah lalu memaksa seni menghadapi putaran baru di zaman nan serba cepat dan transformatif ini. Semuanya dapat tiba-tiba berubah baik kerumahtanggaan segi postitif dan negatif. Bahkan, bisa makara sebenarnya kita sedang mengalami kematian kedua semenjak seni sekali lagi. Dapat disimpulkan bahwa seni rupa masa kini adalah seni nan sedang dalam tahap kronologi dan bereksplorasi minus henti berdasarkan konteks yang semenjana terjadi di masa sekarang, momen ini, ruang temporal ini, beserta heterogen ramalan atau prakiraan perian depan dan tentunya masih melibatkan dominasi masa terlampau yang dapat kaprikornus diangkat ulang dalam dialektika yang enggak pernah usai. Bacaan Representasi Pagar adat dan Nilai Budaya Lokal dalam Seni Rupa Kontemporer Yogyakarta. Sumartono. 2000. Peran Dominasi intern Seni Rupa Kontemporer Yogyakarta, dalam Outlet Yogya kerumahtanggaan Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Yogyakarta Yayasan Seni Cemeti. Irianto, Asmudjo Jono. 2000. Konteks Tradisi dan Sosial Politik dalam Seni Rupa Mutakhir Yogyakarta Era 90-an, dalam Outlet Yogya dalam Seni Rupa Mutakhir Indonesia. Yogyakarta Yayasan Seni Cemeti.
Perkembangan teater nontradisional di Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1 Periode Opera Abdul Muluk Mengapa dikatakan periode Abdul Muluk? Karena pada zaman ini terdapat sebuah opera yang bernama Opera Abdul Muluk. Opera Abdul Muluk ini berisi cerita, pantun, dan syair berbahasa Melayu. Periode ini tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Bahkan, opera ini dapat dikatakan mati. 2 Periode Pembenihan Pertama 1891 Seperti halnya periode sebelumnya, periode ini ditandai dengan adanya sebuah teater yang berbentuk orkes stambul. Orkes ini merupakan sebuah pertunjukan yang berbentuk opera atau drama musik. Cerita yang dibawa-kannya berupa kisah atau hikayat yang berasal dari Persia, seperti Seribu Satu Malam, Ali Baba, dan Abu Nawas. Selain cerita dari Persia, terkadang orkes stambul ini membawakan kisah dari Eropa dan India. Meskipun mengambil cerita atau kisah dari luar negeri, ceritanya telah disesuaikan dengan keadaan atau realitas sehingga ceritanya sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia. 3 Periode Pembenihan 1926 Periode pembenihan ditandai dengan adanya film Eropa yang masuk ke Indonesia. Para seniman Indonesia menyalurkan kreativitasnya dengan cara mengadopsi cerita dari luar Nusantara. Salah satu bentuk pertunjukan dalam periode ini adalah Dardanella yang dipimpin oleh Andjar Asmara. Dardanella ini merupakan sebuah sandiwara opera dalam bahasa Melayu-Tionghoa. Periode ini dapat dikatakan sebagai titik tolak kemajuan teater Nusantara karena sudah menggunakan cerita dalam bentuk struktur lakon. Cerita yang sering dipertunjukkan dalam periode ini yaitu cerita yang berbentuk roman. 4 Periode Pembangkitan 1926-1942 Tentunya kamu sudah tahu bahwa pada masa ini rasa nasionalisme sangat tinggi. Nah, dari kesadaran nasionalisme ini lahirlah cerita yang bertema kepahlawanan dan romantik-idealistis. Kreativitas para seniman pun bermunculan. Hal ini terbukti dari menjamurnya kelompok kecil sandiwara di seluruh Nusantara. Selain itu, ceritanya disusun sendiri dalam bentuk lakon. Tokoh yang terkenal pada periode ini adalah Rustam Efendi dan Sanusi Pane. 5 Periode Pembangunan 1942-1945 Tidak berbeda jauh dengan masa sebelumnya, rasa nasionalisme melekat dalam periode ini. Waktu itu, arena pertunjukan menjadi wadah pergerakan kemerdekaan. Mengapa pada masa periode ini tumbuh subur teater? Karena masa penjajahan Jepang dibuka seluas-luasnya kegiatan yang menyangkut kebudayaan. Teater yang sangat berpengaruh ketika itu adalah Mayo. Tokoh teater pada masa ini adalah Usmar Ismail, Idrus, dan El Hakim. Cerita yang melekat dalam periode ini adalah romantisme perjuangan. 6 Periode Awal Perkembangan 1945-1960 Sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya, pada masa ini bermunculan seniman yang berkonsentrasi dalam teater. Ketika itu banyak tokoh yang sangat terkenal, di antaranya Utuy Tatang Sontani, Motinggo Busye, Kirjomulyo, Nasjah Djamin, dan B. Sularto. Cerita dalam periode ini mengangkat tema romantik-realistis yang diperkaya dengan lakon-lakon daerah yang diolah kembali. 7 Periode Produktif 1955-1965 Sesuai dengan nama periodenya, masa ini sangat produktif dalam pengembangan seni teater. Selain teater, bermunculan pula sekolah teater seperti ATNI, STB, Teater Indonesia, HSBI, dan Teater Muslim. Pada periode ini, pertunjukannya sudah menggunakan lakon-lakon saduran seperti Hamlet. 8 Periode Kontemporer 1965-kini Periode ini dapat disebut juga periode pembebasan. Periode pembebasan ini dapat dilihat dari bentuk teater yang tersendiri tanpa terikat dari berbagai kaidah. Selain cerita yang ditulis sendiri, berbagai saduran dan terjemahan pun mulai banyak dipentaskan dengan bentuk yang bervariasi. Tentunya hal ini menambah semarak khazanah seni teater di Nusantara. Tokoh yang muncul dalam periode ini di antaranya Teguh Karya dengan grup teater Populer, Rendra dengan grup teater Rendra, N. Riantriarno dengan grup teater Koma, dan masih banyak lagi grup teater lainnya. Pada periode ini juga ditandai dengan banyaknya penulis cerita lakon yang berperan ganda sebagai sutradara.
Siapa yang tidak mengenal teater? Kegiatan yang tidak hanya sekadar menjadi media hiburan tetapi seni pertunjukan ini juga mengandung nilai-nilai kehidupan dari setiap pementasannya, bahkan dapat menjadi media kritik sosial dan propaganda. Disadari atau tidak, perkembangan teater di Indonesia semakin berkembang dan membanggakan dari waktu ke waktu. Namun apakah pembaca sudah mengetahui bagaimana peta periode sejarah teater Indonesia? Mari berjelajah melalui tulisan ini! Teater modern Indonesia lahir sebelum abad ke-20, kedatangan Eropa Belanda ikut serta memberi pengaruh atas lahirnya teater modern Indonesia di pertengahan abad ke-19. Teater modern Indonesia pada awalnya pel oleh Komedia Stamboel pada tahun teater modern Indonesia menurut Jakob Sumadjo, terbagi ke dalam empat periode, diantaranya 1 masa perintisan, 2 masa kebangkitan teater modern, 3 masa perkembangan teater modern, dan 4 teater Indonesia kita jelajahi satu persatu!1. Masa Perintisan Teater ModernMasa perintisan teater modern memiliki warna tersendiri yang menjadi pembeda dengan teater tradisional. Identitas atau ciri yang dimiliki oleh teater modern diantaranya adalah, pertunjukan dilakukan di tempat khusus, penonton tentu saja perlu membayar, pementasan difungsikan sebagai hiburan saja, unsur cerita yang diangkat berkaitan erat dengan kejadian yang sesuai dengan zamannya, sudah menggunakan idiom-idiom modern, menggunakan bahasa melayu pasar, dan terdapat pegangan cerita tertulis. Masa perintisan teater modern ini dibagi ke dalam 3 masa yaitu1 masa teater bangsawan,2 masa Komedi Stamboel, dan3 masa teater opera.Teater bangsawan Pada tahun 1885, muncul rombongan teater bernama Pushi Indera Bangsawan of Penang di bawah asuhan Mamak Pushi. Ia membentuk sebuah rombongan teater berdasarkan idiom-idiom teater Wayang Parsi. Pada awalnya Mamak Pushi bersama dengan menantunya, menempatkan teaternya di tempat tinggal para bangsawan yang memiliki kenduri. Dari sana munculah pengertian teater bangsawan. Keberadaan Indera Bangsawan ini disambut baik oleh masyarakat melayu.Komedi Stamboel merupakan kelompok teater yang didirikan oleh August Mahieu seorang keturunan Indo-Perancis kelahiran Surabaya. Teater Komedi Stamboel didirikan sekitar tahun 1891, kehadirannya disambut hangat oleh penontonnya di Surabaya. Mereka pernah mementaskan lakon-lakon lokal maupun asing. Namun sepeninggal Mahieu, kelompok ini berakhir bubar.Di tengah pergerakan penerus Komedi Stamboel di dalam masyarakat, mulai muncul kegiatan teater di lingkungan peranakan Cina Indonesia, sekitar tahun 1908 yang bernama Opera Derma. Pentas yang dilakukan oleh mereka biasanya adalah untuk kegiatan Masa Kebangkitan Teater ModernTeater modern Indonesia lahir dan berkembang sejak akhir abad 21 sampai sebelum masa pendudukan Jepang. Masa kebangkitan teater modern Indonesia dibagi dalam 3 masa yaitu 1 masa Miss Riboet’s Orion, 2 masa The Malay Opera, dan 3 awal teater modern.Miss Riboet’s Orion didirikan oleh seorang pemilik modal terpelajar bernama Tio Tik Djien pada tahun 1925. Kehadiran Orion ini berhasil membawa pembaharuan terhadap kelompok-kelompok teater sebelumnya. Diantara pembaharuan yang mereka lakukan adalah 1 pembagian episode lebih dipersingkat 2 adegan memperkenalkan diri tokoh-tokohnya dihapus 3 selingan yang berbentuk tarian atau nyanyian di tengah adegan dihapus 4 sebuah lakon dituntaskan dalam satu malam saja.Kelompok Dardanella ini didirikan oleh Willy Klimanoff di Sidoardjo pada 21 Juni 1926. Semangat menyaingi kejayaan kelompok Orion sebelumnya membuat mereka berhasil merajai dunia teater pada periode 1920-1930an. Kelompok teater Dardanella selain mementaskan naskah-naskah asli juga beberapa kali mementaskan naskah asing dengan banyak melakukan pertunjukan di luar negeri mulai dari Amerika sampai dengan Masa Perkembangan Teater ModernMasa perkembangan teater modern dibagi dalam tiga kategori waktu 1 teater zaman jepang, 2 teater Indonesia tahun 1950-an, dan 3 teater Indonesia tahun masa Jepang sudah banyak muncul dan berkembang kelompok dan kegiatan teater dari kelompok teater professional dan amatur. Pada periode ini Jepang juga turut ikut campur tangan terhadap bidang kesenian dan masa tahun 1950-an mulai muncul sandiwara Maya, akademi teater, dan kelompok-kelompok teater permulaan. Zaman emas teater pertama lahir pada masa ini. Usmar Ismail memelopori pembentukan kelompok teater Maya dan mendirikan ATNI Akademi Teater Nasional Indonesia pada tahun masa tahun 1960-an mulai eksis kelompok teater yang berbasiskan universitas. Tahun 1960-an diwarnai dengan kelanjutan perkembangan zaman emas teater periode I, teater keagamaan, beragam festival teater, hingga tragedi Lekra dalam dunia Teater Indonesia MutakhirTeater Indoneia mutakhir dimulai setelah tahun 1965. Masa ini ditandai dengan lahirnya Dewan Kesenian Jakarta, sayembara dan terjemahan naskah drama asing, dijadikannya TIM sebagai pusat pendidikan teater, isu teater avant grade, dan zaman emas kedua teater Indonesia. Periode mutakhir dibagi atas masa-masa 1965-an, 1970-an, 1980-an, dan 1990-an dan memiliki tokoh-tokoh teater dan yang menjadi pelopor seperti, WS. Rendra, Arifin Putu Wijaya, Nano Riantiarno, dan masih banyak kita sudah menjelajahi peta periode sejarah teater Indonesia, semoga dapat membantu pembaca dalam memahaminya, terima kasih sudah Sumardjo, Jakob. 1992. Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. Bandung PT Citra Aditya BaktiNurhadi, 2009. Pementasan Teater Indonesia 2001-2005 Analisis Rubrik Teater Majalah Tempo. Fakultas Bahasa dan Seni, Uninversitas Negeri Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.*Sumber foto
Bab 1 - Apresiasi Karya Seni Teater Daerah 3 roh nenek moyang dan kekuatan-kekuatan gaib lainnya, seperti pohon besar, batu besar, dan senjata-senjata, bisa dimintai pertolongan untuk melepaskan kesulitan-kesulitan hidupnya. Maka, harapan-harapan akan bantuan dari hal-hal gaib ini juga tercurah dalam bentuk-bentuk prosesi teatrikal untuk acara tolak bala, mengusir penyakit, mengusir roh jahat, meminta perlindungan desa dari roh-roh maupun dewa-dewa yang dianggap bisa menolong. Jacob Sumarjo dalam bukunya Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia membagi proses kemunculan teater tradisi ber- dasarkan tiga kriteria, yaitu teater dengan religi asli, teater dengan religi Hindu dan Budha, dan teater dengan religi Islam. Banyak dari kelompok masyarakat adat yang mengalami perubahan kebudayaan, tetapi ada juga yang tetap berpegang pada adat yang dibawa nenek moyang. Sehingga relatif masih murni belum tersentuh budaya asing selama sejarahnya sampai permulaan abad 20, tetapi ada juga yang mengalami perubahan karena masuknya kebudayaan asing. Wilayah yang mengalami persentuhan dengan kebudayaan Hindu- Buddha dapat dilihat di Bali-Lombok Barat. Sedang yang mengalami persentuhan dengan kebudayaan Hindu-Buddha dan Islam adalah Melayu, Minangkabau, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sunda, dan Jawa. Sedangkan wilayah budaya yang langsung mendapat pengaruh Islam agak dominan adalah Aceh, Bugis-Makasar, Halmahera- Ternate, dan Maluku. Tentu saja ini hanya merupakan garis besar yang dilihat berdasarkan sejarah masuknya budaya asing ke Indonesia dengan kepentingan melihat kemungkinan berkembangnya teater rakyat ber- dasarkan masuknya pengaruh asing tadi. Fungsi pokok yang paling dominan dari perilaku teater tradisional pada masyarakat adalah sebagai berikut. 1. Peringatan atau penghormatan kepada nenek moyang dengan mem- pertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya. 2. Memanggil kekuatan gaib roh-roh pelindung untuk hadir di tempat terselenggaranya pertunjukan. 3. Pemanggil roh-roh yang dianggap nenek moyang yang baik untuk mengusir roh-roh jahat. 4. Pelengkap upacara yang diselenggarakan pada saat tertentu dalam siklus waktu. 5. Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkatan hidup seseorang. Seni Teater SMPMTs Kelas VII 4 Kamu sudah mempelajari proses kemunculan teater tradisi daerah, baik pada masyarakat mesolitik yang menggunakan proses berburu sebagai mata pencaharian dan masyarakat neolitik yang agraris. Sekarang tugas kamu adalah mencari bentuk-bentuk proses prilaku teatrikal yang ada di daerahmu Tuliskan dalam buku tugasmu dan berikan apresiasi terhadap proses treatrikal daerahmu tersebut 2. Ragam Teater Tutur a. Pantun Sunda Pantun Sunda berasal dari Bumi Parahyangan atau Sunda sebagai wujud pemujaan terhadap Dewi Sri dewi padi. Dalam bahasa Sunda dan Jawa kata pantun berarti padi. Pantun Sunda biasa dibaca- kan dalam acara, antara lain kelahiran, khitanan, perkawinan, kematian, ruwatan, dan nazar. Fungsi religiusnya jauh lebih kuat dari fungsi hiburannya di mana sebelum pembacaan dimulai, tuan rumah atau yang punya hajat harus menyediakan sesajen. b. Dalang Jemblung Banyumas Teater tutur ini sebenarnya bersumber dari pertunjukan wayang kulit, hanya saja tutur, dialog, gamelan, dan sebagainya dilakukan dengan suara mulut vokal oleh seseorang atau beberapa orang. Dalam adegan perang dengan senjata, biasanya dipakai kundhi seperti senjata tajam berbentuk pisau yang berfungsi sebagai cempaladhodhogan. Pesindennya merangkap sebagai pemain wanita atau permaisuri dalam dialog. Tradisi pertunjukan ini ber- asal dari upacara nguyen, yaitu berjaga semalam suntuk waktu kelahiran bayi sambil mendengarkan macapatan atau pembacaan cerita dalam bentuk puisi Jawa. c. Kentrung Jawa Timur Kentrung adalah bentuk teater rakyat berupa penyampaian cerita secara lisan di depan penonton oleh seorang dalang. Diduga muncul pada zaman Kesultanan Demak dan berkembang di wila- yah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan sebutan yang berbeda-beda. Kentrung dipentaskan kalau ada upacara merayakan khitanan, tujuh bulan kehamilan, perkawinan, atau tolak bala. Cerita dituturkan Sumber http Gambar Pemain Kentrung sedang latihan di hadapan warga desa
Berisikan pokok bahasan bahan yang sama dengan Contoh Soal PG Seni Budaya Kelas 11 Semester 1 K13 Beserta Jawaban bab ke-7 soal nomor 61-70 dan essay SBK bab ke-7, pilihan ganda kelas xi semester satu bab kedelapan dimulai dari soal nomor 71, menyerupai berikut ini 71. Pengertian teater adalah…. a. segala pertunjukkan yang dipentaskan di depan orang banyak b. dongeng wacana hidup dan kehidupan insan yang dipentaskan di depan orang banyak memakai naskah c. semua gedung yang dibentuk untuk mementaskan pertunjukkan teater d. teater yang ditonton oleh orang banyak e. teater yang jumlah pemainnya lebih dari satu orang Jawaban a 72. Urutan insiden dalam suatu drama disebut…. a. naskah b. alur c. penokohan d. perwatakan e. tema Jawaban b Pembahasan dalam drama terdapat banyak unsur. Salah satu dari unsur tersebut yaitu alur. Alur merupakan jalan dongeng atau urut-urutan insiden dalam drama. Alur terdiri dari banyak jenis. 73. Pemilihan seorang pemain menurut ciri fisik pemain disebut…. a. perwatakan b. alur c. penokohan d. mimik e. karakter Jawaban e 74. Latihan keseluruhan yang dilakukan secara lengkap, rinci, dan urut sebelum pementasan disebut…. a. gladi kotor b. gladi bersih c. pementasan d. bab per bagian e. latihan dialog Jawaban a Pembahasan gladi kotor yaitu latihan secara keseluruhan, tetapi bukan secara rinci dan urut. Penghitungan waktu bermain juga belum dilakukan secara cermat. Tujuan gladi kotor yaitu untuk memantapkan latihan sebelum memasuki gladi bersih. 75. Posisi bintang film di atas panggung, sehingga akting sanggup dinikmati oleh penonton dengan baik disebut…. a. blocking b. mimik c. akting d. gestur e. vokal Jawaban a Pembahasan blocking yaitu kedudukan badan pada ketika di atas pentas. Teknik blocking memungkinkan posisi bintang film diatas panggung sehingga akting sanggup dinikmati oleh penonton dengan baik. 76. Kemuculan banyak naskah teater, yaitu pada periode….. a. kontemporer b. produktif c. perkembangan d. pembangunan e. tradisional Jawaban a 77. Periode di mana banyak dongeng saduran dan terjemahan mulai banyak dipentaskan adalah…. a. kontemporer b. modern c. pertumbuhan d. pembenihan e. rakyat Jawaban d Pembahasan periode ini ditandai dengan mulai masuknya film-film Eropa. Masuknya film impor tersebut mendorong seniman-seniman Indonesia untuk mengadopsi dongeng dari luar Nusantara. 78. Pemain teater dalam administrasi teater harus menerapkan prinsip kolaborasi karena…. a. karya teater merupakan karya tim b. seorang pemain sangat mandiri c. seorang pemain sangat berbakat d. seorang pemain tidak memerlukan orang lain e. teater sanggup dilakukan siapa saja Jawaban a 79. Menentukan tema merupakan salah satu langkah….teater a. merancang naskah b. persiapan tempat c. persiapan pemain d. persiapan pementasan e. evaluasi Jawaban a 80. Pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan keterangan, informasi, dan mengamati tokoh yang akan diperankan disebut…. a. observasi b. adaptasi c. kepaduan d. kerja sama e. analisis Jawaban a Pembahasan observasi merupakan peninjauan secara cermat Lanjut ke soal Penilaian Akhir Semester Satu => Contoh Soal UAS/PAS Seni Budaya Kelas 11 Semester K13 Beserta Jawaban
kemunculan banyak naskah teater yaitu pada periode